Terduduk ku dalam kesendirianku hari ini, berteduh di sebuah taman untuk menghindari rintik hujan. Ku melihat sekitar dengan tatapan sayu, semua tampak suram.
Akhirnya aku tertunduk malu pada horizon yang jauh. Hei, aku terpaku setelah melihat bayangku di genangan air ini, dia mirip denganku, tapi aku tau dia bukan aku. Dia tersenyum mengejek, kasihan kamu.
Aku makin tertunduk, takut pada bayangan itu. tapi mencuri-curi kesempatan, akhirnya dia dapat perhatianku.
Wajahnya mulai jelas kelihatan seiring hujan yang mulai berhenti. Ternyata kusadari, dia tak tersenyum, melainkan memasang muka sedih, hampir merintih. Wajah itu, wajah penuh penyesalan, kerinduan, kehampaan, kesendirian.
Kasihan ku melihat genangan air itu, bukan pada bayangan wajah itu. Karena dengan terpaksa dia harus menampung bayangan kesedihan yang tak satupun orang ingin melihatnya.
Kembali pada kesendirianku, aku tak mau sendiri lagi, tapi aku tak mau hanya ditemani sosok bayangan di air. Tapi… aku sendiri tidak yakin bisa memiliki hati seseorang dengan sepenuhnya, hatinya masih milik yang lain.
Posted via WordPress for Android
Posted in Cerpen, sedih |
apa nie? :-S
kira2 apa?? hehe
gag tau makanya tanya….
nanti andi kasi tau.. 🙂
mana kok belom dikasitau ini apa, sayang? :-S